Fullerton Road

Fullerton Road

Monday, February 27, 2012

Menjadi Mahasiswa "More Than Excellent"

Pendidikan merupakan komponen penting dalam meraih kesuksesan di masa depan. Bangku kuliah menjadi bagian dari rentetan perjalanan panjang menuntut ilmu dalam dunia pendidikan. Banyak orang beranggapan bahwa pendidikan tinggi jaminan kesuksesan. Namun kenyataannya tidak demikian. Tak sedikit sarjana menganggur, tak sedikit pula orang yang berpendidikan rendah mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi para sarjanan. Kenyataan ini, tentu telah mematahkan argumen bahwa pendidikan tinggi jaminan kesuksesan.
Nilai akademik atau sering disebut dengan Indeks Prestasi (IP), dipandang sebagai parameter keberhasilan seorang mahasiswa dalam bidang akademik. Namun, banyak mahasiswa salah kaprah dalam memaknai parameter keberhasilan perkuliahan. IP harus tinggi, sehingga tak jarang mereka menghalalkan segala cara guna memperoleh IP setinggi mungkin. Tentu ini telah merusak moral seorang mahasiswa. Dalam kenyataannya, IP bukanlah satu-satunya parameter keberhasilan seorang mahasiswa. Bahkan, IP tinggi pun bukan satu-satunya jaminan kesuksesan masa depan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja. Banyak mahasiswa dengan IP tinggi namun kesulitan mencari pekerjaan dan menjadi pengangguran. IP tinggi memang dibuthkan, akan tetapi selain IP tinggi, mahasiswa juga harus memiliki keterampilan yang baik.
Dunia kampus bukanlah wahana untuk mengembangkan kemampuan hard skill saja, namun juga soft skill. Hard skill bisa didapatkan melalui perkuliahan dan belajar dari buku-buku, yang kemudian dalam kuliah parameternya adalah IP. IP dibutuhkan sebagai prasyarat dalam beberapa hal tertentu. Yang tak kalah penting adalah soft skill. Soft skill merupakan kemampuan diri seseorang di luar konteks akademik, seperti kemampuan berorganisasi dan berwirausaha.
Soft skill bisa dikembangkan dengan mengikuti organisasi yang ada di kampus. Organisasi dapat melatih seorang mahasiswa dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan (leadership), kerja kelompok (team work) dan memecahkan masalah (problem solving). Semua ini tidak akan diperoleh jika seorang mahasiswa hanya mengikuti perkuliahan saja.
Selain menyediakan wahana pengembangan diri melalui organisasi, kampus juga bisa digunakan sebagai tempat pengembangan jiwa wirausaha bagi seorang mahasiswa. Pemerintah mengalokasikan dana untuk program wirausaha, Dikti juga memberikan kesempatan berwiarusaha bagi mahasiswa melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM K). Program-program tersebut memberikan modal bagi mahasiswa untuk belajar berwirausaha.
Masa depan bangsa ini bergantung pada generasi mudanya, yakni mahasiswa. Kedepannya semua persoalan bangsa ada di pundak para mahasiswa. Jika mahasiswa hanya mempunyai kemampuan hard skill saja yang kemudian disibukkan dengan mencari pekerjaan setelah lulus kuliah, maka persoalan bangsa seperti pengangguran, korupsi dan krisis kepemimpinan tak akan pernah selesai. Seorang mahasiswa yang menjadi tulang punggung bangsa masih disibukkan mencari pekerjaan dan tak mempunyai keterampilan dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
Mahasiswa harus mulai tersadar, bahwa bangsa Indonesia butuh pemimpin yang berkarakter, rakyat butuh pengusaha-pengusaha baru untuk memberi pekerjaan bagi jutaan pengangguran dan Indonesia juga butuh ilmuwan-ilmuwan muda untuk merdeka dari penjajahan teknologi asing yang selama ini menindas sumber daya bangsa. Mahasiswa adalah harapan bangsa untuk mewujudkan semua ini. Di pundak mahasiswalah masa depan bangsa ini akan dibawa.
Kemampuan leadership seorang mahasiswa, diharapkan mahasiswa dapat menjadi pemimpin bangsa yang berkarakter. Bangsa Indonesia masih mengalami krisis kepemimpinan. Banyak pemimpin bangsa yang tak berkarakter, sehingga mudah terpengaruh oleh berbagai kepentingan yang tak memihak rakyat. Maka, mahasiswalah yang harus menjadi solusi masalah kepemimpinan ini.
Munculnya bibit-bibit pengusaha pun juga sangat dibutuhkan. Dengan memanfaatkan program pengembangan wirausaha yang ada di kampus, diharapkan akan muncul pengusaha-pengusaha muda. Seorang mahasiswa mampu mencipatakan lapangan pekerjaan bagi sesama mahasiswa dan masyarakat umum, sehingga tak dijumpai lagi seorang sarjana yang menganggur kesulitan mencari lapangan pekerjaan.
Oleh karen itu, sejatinya seorang mahasiswa harus ideal antara hard skill dan soft skill, selain mempunyai intelegensitas tinggi dengan IP sebagai parameternya, mahasiswa juga harus memiliki keterampilan. Kolaborasi yang seimbang antara hard skill dan soft skill akan menciptakan mahasiswa ideal harapan bangsa. Sebagaimana filosofi huruf T, dalam bidang ilmu harus mendalam, sedang dalam pengabdian masyarakat harus secara melebar. Tak hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan mahasiswa. Seorang mahasiswa harus lebih dari cerdas “more then excellent”, sehingga mahasiswa mampu menjadi problem solver bagi masalah yang selama ini dialami oleh bangsa Indonesia.

Mohammad Rivan
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan UGM

No comments:

Post a Comment

Mohammad Rivan-Kuta Lombok

Mohammad Rivan-Kuta Lombok
Pantai Kuta Lombok

Mohammad Rivan

Mohammad Rivan
Kuta Lombok